Sistem drainase merupakan salah satu infrastruktur penting dalam pengelolaan air hujan di perkotaan. Namun, sistem drainase konvensional seringkali tidak mampu menangani volume air hujan yang tinggi, sehingga sering terjadi banjir di perkotaan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan sistem drainase berbasis green infrastructure yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Green infrastructure merupakan konsep pengelolaan air hujan yang menggunakan vegetasi, tanah, dan material alami lainnya untuk menyerap, menyaring, dan mengalirkan air hujan ke dalam tanah. Dengan menggunakan green infrastructure, air hujan dapat diserap dan disalurkan kembali ke dalam tanah sehingga mengurangi risiko banjir di perkotaan.
Salah satu contoh sistem drainase berbasis green infrastructure adalah penggunaan taman hujan atau rain garden. Taman hujan adalah area yang dirancang khusus untuk menyerap air hujan dan mengurangi volume air yang mengalir ke saluran drainase. Taman hujan biasanya dilengkapi dengan tanaman hias dan sistem infiltrasi yang dapat menyerap air hujan dengan efisien.
Selain taman hujan, masih banyak lagi teknik green infrastructure yang dapat diterapkan dalam sistem drainase perkotaan, seperti penggunaan atap hijau, permeabel paving, dan bioswale. Dengan menerapkan green infrastructure dalam sistem drainase perkotaan, kita dapat mengurangi dampak banjir, meningkatkan kualitas air, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman untuk dihuni.
Referensi:
1. Hidayat, Arief. (2018). Green Infrastructure sebagai Alternatif Pengelolaan Air Hujan di Perkotaan. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, Vol. 5(2), 87-94.
2. Ardiansyah, Dede. (2019). Analisis Efektivitas Taman Hujan dalam Pengelolaan Air Hujan di Perkotaan. Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 7(1), 23-30.
3. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2020). Panduan Sistem Drainase Berbasis Green Infrastructure untuk Pengelolaan Air Hujan di Perkotaan. Jakarta: Kementerian PUPR.